Morfem : Sneakerfuzz EP 3X3
Sneakerfuzz, sebuah rilisan dari band berbahaya Jakarta saat ini dalam bentuk mini album berisikan 6 lagu. Morfem membayar ke-agak kecewaan saya terhadap album ke-2, Hey, Makan Tuh Gitar!. EP yang dibiayai oleh salah satu brand apparel sepatu terkemuka ini membangkitkan suasana seperti album pertama mereka, Indonesia.
Morfem menyisihkan Superglad
dan satu band lagi yang saya lupa, waktu itu kalau tak salah saya juga ikut
memvoting, dan jelas pilihan saya adalah Morfem. Jimi Mulhtazam selalu menarik
perhatian saya dalam hal penulisan lirik. Seperti halnya di mini album ini, dia menulis lirik yang
segar dengan tema-tema baru.
Kubikal Rock, track pembuka yang berbahaya. Yanu menyerang dengan
permainan bass-nya yang sedikit berdistorsi, aroma punk-hardcore kental
menyeruak dari lagu ini. Sayangya lagu yang menghentak ini hanya berdurasi
pendek. Track selanjutnya adalah Planet Berbeda, sedikit rehat dari hentakan track
pertama, kita seolah diajak untuk sing-along sejanak. Dengan tema yang segar,
Jimi menunjukan kebolehannya dalam menulis lirik. "Aku memilih Bob Dylan,
sedang kau Mumford & Son" dan "Kau pembaca karya Hirata, sedang ku
penggila Teguh Esha" mengindikasikan wawasan Jimi yang luas dalam lirik
lagu tersebut. Mungkin dengan lagu ini Jimi ingin menyampaikan pentingnya
saling pengertian di tengah-tengah perbedaan musik dan bacaan buku dalam suatu
hubungan. Track ke-3 kembali dihentak dengan Tak Ada Ketakutan, dengan gigihnya
Pandu nge-fuzz gila di lagu ini, menjadikannya salah satu gitaris favorit saya
saat ini. Cuma kurang dari mendapat klimaks di akhir lagu ini, perihal sama
dengan Kubikal Rock yang berdurasi singkat.
Kita kembali di ajak bersantai memasuki track-4, Tiba-tiba Terjadi,
Morfem memang cukup bisa membuat lagu yang memungkinkan para pendengarnya
bernyanyi riang dengan lagu-lagu tipe seperti ini tetapi tetap masih berasa
punk-nya. Track ke-5, jangan berada di Bundaran jam 3 pagi, setidaknya itulah yang
digagas Morfem di track ini. Saya tak tahu Bundaran mana, entah Senayan atau
HI. Hardcore menusuk tajam dari track ini, rasanya lagu ini yang lebih tepat
untuk di buat dengan durasi pendek. Terakhir ada Rayakan Pemenang yang dirilis
sebagai single pertama dari EP ini. Lagu yang dirilis lebih dahulu di akun
Souncloud mereka yang pada saat itu bertepatan tak jauh dari pengumuman Pemilu
Presiden RI yang dimenangkan Jokowi. Entah orientasi lagu ini menuju ke arah
sana atau tidak, yang jelas lagu ini dalah lagu baru yang pantas dibawakan
Morfem untuk porsi encore dari setiap show-nya nanti. Bagian lirik akhir lagu
yang anthemic, sangat pas dinyanyikan bersama bersama para crowd sambil tangan
mengepal ke atas langit.
Walaupun album ini didanai oleh Converse, Morfem tetap menuntaskan
tugas mereka dengan idealis. Porsi 3 lagu riang dan 3 lagu yang cukup keras
mampu mengembalikan esensi saya ketika pertama kali mendengar Indonesia. Kami menungu dirimu untuk rayakan.
"Ribuan Hipster menggoda, hasrta digital
bergelora, tapi tetap saja analog yang juara".
0 komentar: