Pengalihan Ke Konten Lain

09.11 anggiprahesta 0 Comments

Beberapa teman terlihat punya harga diri, dimana mereka bisa pergi dan datang di dua sisi yang berbeda, di dua masa yang rentan dengan nostalgia, tapi pergerakan mereka berhasil dengan akreditasi yang memuaskan. Saya? bisa! Tapi tidak untuk semua. Ada beberapa hal dimana mungkin saya bisa di anggap tak punya harga diri pada posisi tersebut. Bodoh? mungkin.

Selalu suka untuk tampak baik-baik saja di depan dia dan mereka yang saya sayangi, seolah lupa dengan masalah kalau besok asteroid menabrak bumi, atau algojo mars akan datang menghancurkan bumi. Cemen? bisa jadi.

Nostalgia tak bisa dihindarkan! Beberapa orang akan lemah dengan kenangannya, termasuk saya untuk beberapa hal. Untuk seseorang yang berada pada IQ yang tak terlalu buruk, sekelebat tertuju dalam kadang ke ingatan yang menyenangkan di masa lalu, yang jika sekarang hanya berupa dokumentasi beberapa percakapan yang entah mungkin bisa saja disebut sebagai sejarah untuk saya. Untuknya? Saya tak paham pasti.

Menjiwai dari awal itu bukan sesuatu yang berlebihan, mungkin akan tidak baik kalau melebihi kadarnya. Yap! Tampaknya saya memang sudah berlebihan di awal. Prosesnya terlalu istimewa, se-nonmainstream munculnya Slowdive di keramaian Maroon V. Pengaruhnya terlalu kuat! Perumapamaannya mungkin seperti sosok Andri LEMES yang bukan orang besar tapi bisa memberikan pengaruh kuat bagi mereka yang kenal rumahsakit. Menyesal? Tidak kok.
Sesuatu yang dibutuhkan tak berbanding lurus dengan yang diinginkan, tetapi akan selalu berkorelasi dengan waktu yang tepat. Elora bertutur “Tak ada lagi yang ku inginkan, Lebih dari yang kau berikan” itu hanyalah bentuk kepasrahan, tapi tetap tak bisa menutupi kalau saya adalah orang yang berkebutuhan. 

Mesin waktu memang tak pernah ada, setidaknya dalam kehidupan ke-2 berganti peran akan jadi resolusi yang cerdas dibanding menuntut kesempatan ke-2.

Tidak mungkin untuk pura-pura tak kenal lalu berkenalan lagi saat ini. Kesempatan ke-2 memang tak pernah ada, tapi bagaikan beberapa album lama yang di reissue akan menjadi deluxe edition. Yap! Saya ingin berjuang seperti dulu dalam kapasitas seperti itu, dalam kapasitas waktu dan jarak yang lebih rasional. 

Setelah Surat An-Nisa dibaca, aku tak yakin ingin menjalin ini. Astaghfirullaah, maaf sudah melebihi cinta-Mu. Tapi ini nikmat-Mu, hanya mencoba mensyukuri.

“Sangat memahami bagaimana Ibuku”. Bismillaah, akan selalu baik dan akan berusaha tampak baik dalam apapun dan sebagai apapun. Insyaa Allah bukan pura-pura baik karena hanya ada keininginan semata. Kalau bisa yak sebisa-bisa. “Pengaruhnya terlalu kuat” Saya ucap lagi.
Seorang teman berkata, “Itu tak salah, wajar!”

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu